Lanjut ke konten

PRIHAL

PROGRAM INDUKSI GURU

( Oleh  Hermadi / Guru SMP 1 Wonopringgo )

Belakangan ini gencar disosialisasikan adanya program baru bagi Guru Pemula ( Guru Baru ),  yaitu tentang Program Induksi Guru.  Lahirnya  program baru ini di latar belakangi beberapa temuan dilapangan yang dianggap erat kaitannya dengan ketidak profesionalannya guru dalam mendidik peserta didik.  Atau dengan istilah lain terjadinya  ” Mal Praktek ”  dalam pendidikan.

BERITA TERKAIT

Kemendiknas Luncurkan Program Induksi Berlaku untuk Guru Pemula PNS, Swasta, & Guru Honorer

di 01:36 Diposkan oleh apsijatim_blog

Foto2:  guru, Surya Dharma + AD Nugroho

Umumnya guru pemula belum banyak mengenal lapangan. Hal itu berdampak pada profesionalitas kinerja para guru dan pencapaian tujuan pendidikan. Hal itu disampaikan Surya Dharma, MPA, Ph.D Direktur Tenaga Kependidikan Kemendiknas saat membuka kegiatan Diklat Program Induksi dan Penilaian Kinerja Guru Pemula, 17 Mei 2010 di Hotel Millenium, Kebon Sirih, Tanah Abang, Jakarta. Lebih lanjut Surya Dharma mengatakan bahwa program induksi adalah semacam orientasi bagi guru pemula untuk mengenal dan memahami tugas-tugasnya sebagai pendidik, dengan mengedepankan pengenalan lingkungan dan siswa yang akan dihadapi. “Sistem induksi guru pemula adalah suatu yang baru dalam sistem pendidikan di Indonesia.

“Indonesia yang termasuk di wilayah kawasan Asia Pasifik, sampai saat ini belum melaksanakan sistem induksi guru pada semua jenjang dan status. Guna meningkatkan mutu guru agar setara dengan negara-negara lain maka perlu dikembangkan sistem induksi bagi guru pemula,” kata Surya.

Sistem induksi, demikian kata Surya lebih lanjut, merupakan suatu sistem yang memberi kesempatan kepada guru pemula untuk dapat memahami tugas pokok dan fungsinya sebagai guru dengan bimbingan dan seorang pembimbing. Selama masa induksi ini guru pemula bersama pembimbing melakukan diskusi dan perbaikan terhadap rencana-rencana belajar dan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru pemula. Pada akhir masa induksi ini guru pemula akan dinilai kinerjanya oleh kepala sekolah dan pengawas untuk menentukan kelayakan guru pemula tersebut. Hasil dari penilaian akan dapat digunakan sebagai pedoman karir selanjutnya dari guru pemula.

Konsep induksi sebagai sebuah sistem perlu mendapatkan pemikiran yang luas dari stakeholders pendidikan yang bertujuan dapat mengimplementasikan dengan baik. Hadirnya kebijakan yang memberi payung sistem ini diharapkan dapat menjadi panduan dan pegangan dalam petaksanaan induksi. Selain kebijakan perlu juga dukungan panduan kerja guna memudahkan guru pemula, guru pembimbing, kepala sekoah, pengawas dan pihak lain untuk memahami konsep induksi serta penilaiannya secara komprehensif. “Sebelum diluncurkan, program induksi ini telah diuji cobakan pada enam kabupaten percontohan yakni Sumedang, Bantul, Pasuruan, Padang, Banjarbaru, dan Minahasa Utara. Dan berdasarkan uji coba tersebut, kita nilai program induksi ini harus segera diimplementasikan,” kata Surya Dharma.

Peserta kegiatan Diklat yang berlangsung dari 17-20 Mei 2010 diikuti peserta berjumlah 137 orang dari berbagai provinsi di Indonesia. Mereka terdiri dari Kemendiknas, Widyaiswara LPMP Provinsi wilayah bermutu, beberapa pengawas sekolah bermutu, Ketua APSI provinsi, dan beberapa kepala sekolah pilihan se Indonesia. Mereka diproyeksikan sebagai trainer. Para trainer tersebut telah dibekali dengan 12 panduan kerja sebagai pegangan.

Menyinggung implementasi program induksi di lapangan, salah seorang trainer dari Jawa Timur, yaitu AD. Nugroho yang juga Ketua APSI Jawa Timur menyatakan, bahwa program induksi penilaian kinerja guru pemula tidak hanya berlaku bagi guru pemula PNS, namun juga guru swasta, dan honorer. “Dengan demikian program induksi ini merupakan suatu filter bagi mereka. Di sini, mereka bisa dinilai layak atau tidak sebagai guru. Sebaliknya, bagi mereka yang dinilai tidak layak menjadi guru masih bisa melakukan pengajuan keberatan atas penilaian itu,” kata Nugroho. @ Hen-Sketsa Pendidikan

Tinggalkan komentar